Ini untuk kamu, Ardi

Malam ketika esok hari keberangkatanmu untuk merantau…

Aku melihat wajah mungil dengan kumis (agak) tipismu ketika sedang tertidur pulas. Ingin menangis, tapi kusimpan saja tangis itu. Ingin menangis karena merasakan cinta dan kasih sayang yang tulus untuk kamu.

Selamanya aku ingin menjadi sahabatmu, tempat kamu berbagi cerita mengenai mimpi, cita-cita, dan cintamu. Selamanya aku ingin menjadi saudara perempuanmu, dimana kamu bisa menjadikanku sebagai panutan terbaikmu. Tak ingin ada yang menyakitimu. Tak ingin ada yang membuatmu sedih karena kamu pantas mendapatkan kasih sayang yang tulus oleh orang disekitarmu.

Aku selalu mempercayaimu dan akan selalu mendengarkanmu ketika kamu ingin berbicara. Aku siap untuk mendengarkan suara hatimu baik ketika kamu bahagia maupun terjatuh. Aku akan disini, kalau kamu membutuhkan sebuah pelukan untuk menangis. Aku akan selalu disini, kalau kamu membutuhkan tangan untuk membantumu berdiri tegak ketika kamu terjatuh.

Kamu (pasti) tidak tau….

Selama hidupku aku takkan pernah melupakan wajahmu ketika menangis, candaan-candaan serta lelucon pintarmu, gambar-gambar buatanmu, dan saat kamu memetik gitar sambil mendendangkan lagu kesukaanmu bersamaku. Kamu kesal denganku karena aku tak pernah bisa mengikuti nada di setiap petikan gitarmu. Perlahan, kamu mengulangi dan mengajariku. Aku tak akan lupa dengan mimik serius bercampur kekesalan ketika kamu bercerita perihal pertengkaranmu dengan teman dekatmu. Selama hidupku aku takkan pernah melupakan waktu-waktu menyenangkan yang kita habiskan bersama.

Kamu tidak tau…. Aku sangat bangga denganmu, kamu cerdas, kamu kreatif, dan pastinya kamu anak baik.

Kamu tidak tau…

Aku ingin melihatmu tumbuh dewasa dengan orang-orang yang tulus menyayangimu, setia menjaga dan melindungimu. Dan aku ingin ada untuk melihatmu tumbuh dalam kesuksesan dan kebahagiaan serta berhasil menjadi lelaki dewasa yang penuh tanggung jawab.

Kamu (pasti) tidak tau….

Selain berdoa untuk orangtua dan diriku sendiri, aku menyelipkan beberapa doa untuk kamu.

Semoga yang Maha Kuasa selalu membimbingmu ke jalan yang benar…
Semoga Dia memperlihatkan (sedikit) Kuasanya, sehingga kamu pandai bersyukur…
Semoga Dia mengajarimu untuk selalu meminta pertolongan hanya kepada-Nya
Semoga Dia membimbingmu untuk bisa berdoa dengan sungguh-sungguh dan membawa kamu ke hari-hari keberkahan dan kebarokahan.
Dan semoga Sang Pencinta akan membawamu ke surga-Nya, nanti saat hari yang telah ditentukanNya.

-your sister-

SIM (Mengemudi) = SIM (Menikah) ?

Seminggu yang lalu saya baru sadar kalau SIM (Surat Izin Mengemudi) C saya ternyata sudah tidak berlaku alias mati sejak 1 oktober 2010 yang lalu. Bisa dibayangin nggak, jadi kurang lebih sejak 2 tahun yang lalu saya berkelana dengan karisma kesayangan dengan keadaan SIM mati. Sungguh beruntung saya selama 2 tahun itu nggak pernah kena tilang atau razia.

Kebetulan saya lagi berlibur di kampung halaman, saya sempatkan untuk mengurusnya. Karena sudah tidak berlaku sejak 2 tahun yang lalu, maka dalam hal ini SIM saya nggak bisa diperpanjang. Mau nggak mau harus buat baru. Yah, nggak apa-apa deh ngurusnya kan nggak ribet, pikir saya. Dan ternyata itu semua SALAH BESAR!!!!

Hari pertama… (Jumat, 3 Oktober 2012)

Pergilah saya dan bapak ke kantor SAMSAT. Bapak juga kebetulan mau perpanjang SIM A. Kami pergi sekitar jam 8 pagi dengan harapan dapat antrian foto cepat. Setelah registrasi dan melengkapi berkas-berkas, menunggu lah kami di ruang tunggu untuk dipanggil foto. Hampir 2 jam kami menunggu tapi belum dipanggil jua. Sampai akhirnya kami bertemu tetangga, yang menurut saya lebih lama datangnya dari kami. Dipanggilah namanya, Lalu bla bla… Hmmm kok bisa, dalam benak saya. Saya udah menduga pasti punya orang dalam. Ya, emang benar dan dia mengakui. Saya dan bapak emang udah mengira, andai aja punya kenalan pasti prosesnya bakal lebih cepat.

Waktu menunjukkan pukul 10.30 (pelayanan pembuatan SIM tutup jam 11.00), dan saya sangat bersyukur bisa dipanggi foto saat itu. Setelah foto SIM dan pengecekan data-data, petugas mengembalikan berkas-berkas registrasi tadi. Padahal tadi kebanyakan orang-orang tidak membawa berkas-berkas keluar dari ruang foto SIM. Petugas menyuruh saya untuk membawa berkas tersebut ke ruang 3, RUANG UJIAN TEORI!!! APAAAAA….Seribet itu membuat SIM (baru) sampai harus ada ujian teori dan praktek. Lima tahun yang lalu bikin SIM C, prosesnya gampang aja, antri foto terus jadi deh. Nggak hanya 5 tahun yang lalu, tahun 2009 kemarin waktu buat SIM A ya sama foto terus tunggu sebentar SIM dicetak.

Apa-apaan ini, komat kamit deh ini mulut ngedumel. Bapak juga demikian kesel. Disaat lagi dikejar waktu untuk sholat jumat, masih dipersulit dengan hal seperti ini. Saya sih nggak masalah untuk mengikuti prosedur yang ada, tapi kecewa aja disaat saya diharuskan taat dengan prosedur yang berlaku, orang-orang yang punya kenalan (orang dalam) hanya dengan tambahan sedikit biaya untuk uang “sogokan” bisa dengan mudahnya mendapatkan SIM tanpa harus lama menunggu foto SIM, tanpa ujian teori maupun praktek. Hmmmm…

Masuklah saya ke ruang ujian teori. “Maaf mbak, sedang mati listrik jadinya ujian teori nya nggak bisa hari ini”, ujar petugasnya. (Oke sabar via, sabar via). Bapak yang orangnya emang cepat emosi, langsung aja ngomong dengan petugasnya. Dan dengan wajah (sedikit) kecewa bapak memberitahu saya kalau kita disuruh datang besok jam 8 pagi sekaligus ujian praktek.

Hari kedua (Sabtu, 4 oktober 2012)

Tepat jam 8 pagi, kami tiba di SAMSAT. Saya langsung masuk ujian teori. Dengan banyak intruksi-intruksi yang cukup males saya dengar, karena terlanjur kesal. Mulailah saya dengan menjawab 30 soal (benar atau salah) dengan waktu 20 menit. Baru soal ketiga saya udah menjawab salah, “mbak jawabanya salah, ganti benar)” kata petugasnya. Ini ujian apa-apaan, oke ini sepertinya hanya formalitas. Sabar via, sabaaaar (menyemangati diri). Dan saya lulus ujian teori. “Mbak, sekarang lanjut ujian praktek ya”. Ya Allah ini apa lagi, gue harus praktekin naik motor nih. SIM gue mati, mgknya buat baru. Bukan pengendara yang baru bisa naik motor terus mau buat SIM. Diajaklah saya ke lapangan belakang untuk praktek. Wajah polisi yang mengantar ini enak diliat alias genteng (oke yang ini skip).

Selama perjalanan ke tempat praktek, terjadilah (sedikit) percakapan antara saya (S) dan polisi itu (P)
P : Mbaknya masih kuliah atau udah kerja?
S: Saya udah lulus, tapi lanjut lagi mas.
P: Woww (sedikit kaget), lanjut kuliah dmn?
S: di Unair
P : Unair? Sedikit bertanya.
S : Iya mas, Unair Surabaya.
S: Mas, saya ini sebenarnya udah punya SIM, dari 5 tahun yang lalu. Saya Cuma lupa ngecek aja masa berlakunya. Eh ternyata udah mati dari setaun yang lalu.
P: Wah, lama banget ya. Emang harus buat baru itu mbak.
Sampailah di meja tempat berkas-berkas untuk ujian praktek.
P : Mbak mau ujian praktek atau nggak?
S: (Loh) kalau boleh milih ya nggak mau mas. Saya ini udah 4 tahun mengendarai motor di rantauan (Malang) yang nyatanya lebih rame dan padat dari Mataram.
P: Iya mbak, saya percaya kok tapi kita memang harus menjalani sesuai prosedur. Ujian praktek ini berkali-kali lipat lebih susah lho dari ujian teori.
S: Ayo dong mas, jgn ujian praktek (sedikit merayu).

Singkat cerita mas polisi itu baik sekali, dia mengizinkan untuk tidak mengikuti ujian praktek dan meluluskan saya.

Keribetan masih terus berlanjut. Setelah menjalani prosedur yang ada, butuh waktu serta kesabaran untuk menunggu SIM dicetak. Menunggu, menunggu, dan menunggu hampir 1 jam.

Dibalik pengalaman saya ini, ternyata kolusi itu masih tetap ada. Kalau peraturan dan prosedur hanya sebagai formalitas, ngapain harus susah-susah dibuat. And the last menurut saya, membuat SIM (baru) sama susah dan ribetnya dengan membuat SIM (Surat Izin Menikah).

Oke post ini panjang lebar bgt dan mungkin kurang menarik. Hanya share pengalaman aja 

Kenapa semua orang yang disayang, harus pergi menikah

Sudah lama nggak nge-blog karena beberapa minggu yang lalu saya sempat disibukkan dengan persiapan pernikahan dan resepsi kakak perempuan satu-satunya Kak Shelly. Yeah!! Still amazing that my dear sister was married :’). Tanpa mengurangi rasa bahagia saya, sampai sekarang saya masih belum terbiasa dengan keadaan ini.

Kami dilahirkan dan dibesarkan bersama, dengan selisih umur 2 tahun kami tumbuh menjadi 2 anak gadis yang InsyaAllah menjadi kebanggaan orangtua. Disaat usia saya sekarang 22 tahun, hampir selama itu saya dan kak Shelly pergi bareng, tidur bareng, baju sering kembaran. Hanya terpisah 2 tahun ketika kak Shell masuk kuliah kedokteran. Setelah saya lulus SMA, saya bersikeras ingin kuliah di Malang bersama dia, akhirnya orangtua menyetujui. Ketika itu saya berpikir, saya harus bareng supaya ada yang membimbing saya, mengingatkan saya, dan menasihati. Dan memang benar selama 4 tahun di rantauan kak Shell selalu membimbing dan menjaga saya layaknya seorang kakak. Perkelahian-perkelahian kecil sering terjadi diantara kami, tapi kak Shell lah yang selalu mengalah. Dia selalu mengingatkan saya untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa, tidak egois, dan selalu menghargai orang lain.

Bisa dibayangkan kan, betapa dekatnya hubungan kami. Walaupun pada saat itu dia kuliah bidang kedokteran, sementara saya farmasi tetapi disiplin ilmunya hampir sama sehingga dia selalu bisa membantu saya jika ada kesulitan dalam kuliah. Mungkin yang paling berkesan selama di rantauan dia lah yang selalu membangunkan saya untuk sholat subuh (saya subuhnya sering kesiangan hehe). Marah besar ketika saya memilih tidur lagi, ketika dibangunkan. Paling khawatir ketika tau saya punya gastritis dan sempat ulkus (kata mbak kos dia sempat nangis). Orang yang paling menghibur saya kalau IP lagi turun dan rela begadang buat nemenin saya belajar kalau Ujian Akhir Semester.

Kenapa semua orang yang disayang, harus pergi menikah….

Pertengahan bulan puasa tahun kemarin, kak Shelly balik ke mantan pacar dan memutuskan untuk serius. Saya cukup kenal dengan calonnya sehingga saya mendukung penuh keputusan dia untuk balikan. Orangtua pun mendukung karena sudah kenal baik juga, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Hmmm pikiran saya campur aduk nggak karuan, bagaimana mungkin kakak yang sehari-hari bareng, pergi bareng, tidur bareng besok udah ga bareng saya lagi melainkan sama suaminya ihiks, kakak yang menurut saya masih suka main-main besok akan menjadi istri orang, kakak yang sering nonton sambil tidur-tiduran depan tivi bareng adik-adiknya besok bakal tidur bareng suaminya hihihiii… kakak yang biasanya nggak suka masak, keseringan nge-laundry besok harus bisa masak dan nyuci baju suaminya. Saya sempat nangis dan sedih karena takut kehilangan kasih sayang kakak hingga dia memberi pengertian ke saya kalau kasih sayang dia nggak bakal berkurang sedikitpun ke adik-adiknya walaupun nanti sudah menikah. “Kasih sayang itu ada porsinya masing-masing, tenang aja saya tetap kok kayak kakakmu yg dulu nggak bakal berubah” ujarnya :’)

Apa yang kakak pikirkan ketika menikahi abang?

Dan pria beruntung yang menikahinya adalah dokter Aan. Selama saya mengenalnya dia terlihat sangat baik, pengertian dan penyabar. Salut sama pria ini, bertahan untuk menunggu kak Shelly selama 2 tahun yang waktu itu masih coass (dokter muda) dan memutuskan fokus untuk kuliah. Hingga akhirnya Tuhan sangat baik, Dia menghargai perjuangan serta penantiannya dan memberi kado terindah kak Shelly sebagai jodohnya.

Barakalloh Kak Shelly dan kak Aan semoga pernikahannya menjadi langkah besar untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat (ngutip kata-kata mba titin). dan semoga cepat diberi pelengkap 🙂

nb: Kl kakak baca, aku nulis ini dengan mata berkaca-kaca lhoooo :””)
kita adik-adikmu ikut berbahagia kak!

Cerita Ringan Hari Ini

Catatan dari seseorang yg selalu berusaha berdiri walaupun terinjak 🙂
he is Alditsa Sadega.

Pada suatu hari, keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur..
hewan itu menangis memilukan selama berjam-jam sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya..
akhirnya, si petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur itu juga perlu ditimbun(ditutup, karena berbahaya) jadi tidak berguna menolong si keledai. Dia melakukannya agar tidak ada yang terjatuh lagi di sumur yang sama.
si petani mengajak tetangga2nya untuk datang membantunya..
mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah kedalam sumur..
ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian..
tetapi kemudian semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam.
setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan kedalam sumur, si petani melihat kedalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya..
walaupun punggungnya terus ditimpa tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan..
ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun kebawah, lalu ia menaiki tanah itu,,
sementara si petani dan tetangga2nya terus menuangkan tanah kotor keatas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik..
segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri!

THINGS TO LEARN:
kehidupan itu terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran, cara keluar dari “sumur” (kesedihan, masalah, dll) adalah dengan mengguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hari kita) dan melangkah naik dari “sumur” dengan menggunakan hal-hal tersebut sebahai pijakan..
setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah..
kita dapat keluar dari “sumur” yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah!
ingatlah aturan sederhana tentang kebahagiaan:
1. bebaskan dirimu dari kebencian (orang yang hidup dengan benci tidak akan pernah bahagia)
2. bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan
3. hiduplah sederhana
4. berilah lebih banyak
5. berharaplah lebih sedikit
6. tersenyumlah
7. miliki teman yang bisa membuatmu tersenyum

Bukan Cinta Biasa

Tuhan…
Saat saya menyukai seorang teman, Ingatkanlah saya bahwa akan ada sebuah akhir, sehingga saya tetap bersama Yang Tak Berakhir..

Tuhan…
Ketika saya merindukan seorang kekasih, rindukanlah saya kepada yang rindu Cinta SejatiMu, agar kerinduanku terhadapMu semakin menjadi..

Tuhan..
Jika saya hendak mencintai seseorang, temukanlah saya dengan orang yang mencintaiMu, agar bertambah kuat cinta saya padaMu..

Tuhan…
Ketika saya sedang jatuh cinta, jagalah cinta itu, agar tidak melebihi cinta saya padaMu..

Tuhan…
Ketika saya berkata saya cinta padamu, biarlah saya katakan kepada yang hatinya tertaut padaMu, agar saya tak jatuh dalam cinta yang bukan karenaMu..

Sebagaimana orang bijak berucap : mencintai seseorang bukanlah apa-apa, dicintai seseorang adalah sesuatu, dicintai oleh orang yang Kau cintai sangatlah berarti, Tapi dicintai oleh Sang Pencinta adalah segalanya…

Awal dari Segalanya dan Selamanya

Hidayah itu datang ketika saya takjub membaca sebuah tulisan:

Jilbab melndungi kepalamu dari panas matahari saat di dunia, dan akan melndungimu dari panas api neraka saat di akhirat.

Jilbab menghangatkanmu di saat kedinginan di dunia, dan akan menghangatkanmu jiwamu saat dibangkitkan dari kubur di akhirat.

Jilbab menutup auratmu saat di dunia, dan aakn menutup aibmu saat di akhirat.

Jilbab membedakanmu dengan wanita kafir saat di dunia, dan akan menunjukkan jalanmu menuju kmpulan umat Nabi Muhammad saat di akhirat.

Jilbab menjaga kehormatanmu sebagai wanita saat di dunia, dan akan menjunjung kehormatanmu sebagai wanita penghuni surga dari kaum Muhammad..Amin.

Ya Rabb,terimakasih atas Hidayah tak terkira ini, jadikanlah awal ini menjadi segalanya dan Selamanya dalam hidup saya..

Tulisan ketika genap 4 tahun berhijab.